Ketika Internet Menjadi Dalang Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual tidak terjadi begitu saja. Ada yang menaikkan libido seseorang untuk nekat melakukan hal itu. Pelampiasan nafsu dalam Islam memang sudah di wanti-wanti untuk dikekang. Semoga Ramadhan dekat ini bisa menyisakan pelatihan melawan hawa nafsu. 

Masalahnya sekarang dari mana sumber perlakuan tidak senonoh ini!

Cek punya cek, akses paling cepat untuk menyaksikan aksi pembangkit libido adalah dari media yang dihasilkan oleh internet. 

Allah SWT sudah mewanti-wanti kita untuk tidak mendekati zina. Artinya melihat hal yang tidak patut merupakan implementasi mendekati zina dan ini sangat berbahaya efek kelanjutannya. 

Zina itu merusak baik secara fisik maupun psikis pelaku dan korban. 

Islam bijak menangani hal ini yaitu kemudahan pernikahan bagi mereka yang memasuki akil baliq atau menginjak dewasa. Bukanlah pernikahan dini tetapi efek kekerasan seksual inilah yang dihindari. 

Kembali ke internet sebagai biang keladi penguatan seksual di anak-anak. Akses yang tidak cukup filter memang dengan mudah didapatkan dimana saja. Apakah hal ini diantisipasi?

Internet adalah kebutuhan pokok. Efek negatif ternyata menyertai di belakangnya. Di genggaman seorang anak akan dengan mudah mengakses sumber seksual yang tidak wajar. Rumah dan sekolah hanya menjadi wadah tak berdaya melihat kemudahan menemukan hal-hal yang tidak baik. 

Internet seharusnya memfilter sistem sharing seksual namun apa daya Islam tak memiliki andil di dalamnya. Kekuasaan Yahudi dan zionisme di belakangnya memang ingin merusak akhlak anak. Ini yang mesti diantisipasi. 

Pemberian aktivitas ekstrakurikuler kepada anak setidaknya bisa memberikan warna aktivitas yang bermanfaat. 

Peran pembimbing disini sangat diharapkan.  Keberadaan ayah, kakak, dan siapa saja untuk mendidik menegur anak sangat diharapkan. 

Dalam kalangan sufi, pendidikan akhlak dari seorang pembimbing adalah hal wajib. Semoga bibit kekerasan seksual menjadi perhatian semua ahli dan menemukan solusi konkrit. 

Comments