Spiritual dan Kecerdasan

Beberapa ahli menggabungkan kecerdasan spiritual sebagai deretan pembentuk kejeniusan manusia. Namun As Shufi kali ini ingin mengupas sedikit tentang pandangan bahwa spiritual bukanlah bagian dari kecerdasan yang bisa dipilih untuk dimiliki atau tidak namun spiritual adalah mutlak atau penolakan diri sendiri.

Spiritual mutlak adalah penambah dari kapasitas otak manusia yang hingga saat ini hanya mampu dimanfaatkan tidak lebih dari 20% saja. Jadi spiritual disini adalah pembentuk 80% dari kapasitas penggunaan otak kita yang hanya bisa dikontrol dari Hati kita dan spirituallah yang menggetarkan kemampuan itu.

Spiritual berbeda dengan agama awam di tengah masyarakat. Agama awam bukanlah agama Ketuhanan tapi sekedar kontrol masyarakat dan sebagai berhala baru. Agama Spiritual adalah tingkat tinggi menjama tingkat ketuhanan yang otak 20% tidak mampu menjamahnya.

Manusia yang tidak menggeluti spiritual merupakan penolakan diri terhadap fenomena diluar kebisingan keseharian kita. Untuk menemukan manusia spiritual di zaman sekarang sangatlah sulit karena mengenal ilmu kasyif ini baru kulit saja sudah membuat orang dipanggil Uztad atau orang terpelajar dan dimintai kesana-sini mengumbar pengajaran yang masih sebiji jagung.

Spiritual dan kecerdasan saling mendukung tapi kecerdasan disini itulah yang 20% dan sisanya adalah spiritual yang menyangkut pengetahuan kaffah tentang penciptaan alam semesta serta ruang waktu. Spiritual mampu menggetarkan alam semesta melalui sebait puisinya namun ditolak dimana-mana karena spiritual setiap agama sekarang ini mengalami keterasingan dan hingga saatnya tiba dia tetap terasing di tengah candu agama awam.

Comments