Mengakses Kesufian Diri

Hindari bantah-membantah, mari kita menemukan ilmu hati yang hakiki melalui kasih sayang antar sesama dan saling pengertian yang tanpa cela. Siapa diantara kita yang telah memiliki surat lisensi pasti masuk syurga? Jika ada, berbagilah dengan kita-kita atau terutama berbagi ilmu untuk mendapatkannya. Dahulu, hanya dengan ikut berperang maka syahidlah kita menuju jannatun naim. Namun disaat ini, perang bukan lagi berasaskan keimanan tetapi semata-mata hanya tipu daya dari syetan untuk mengadu domba antara umat beraga dan ini bisa dihindari dengan ilmu yang hakiki dari Sang Maha Pencipta Damai di dunia ini.

Manusia semuanya memiliki unsur makro dan mikrokosmos. Makro yang membuat hidup tetap bertahan dan mikro yang menjadikan kita tetap hidup dalam kebahagiaan. Menghilangkan salah satunya hanya akan menyiksa diri, hanya membawa alam neraka jauh lebih cepat rasanya ke dunia ini. Karena neraka dan syurga itu adalah tercermin di dunia ini. Tidak usah menunggu di akherat untuk melihat keduanya. Akseslah kesufian diri kita maka kita akan merasakan sedikit tentang aroma syurga dan neraka.

Kesufian diri bukanlah golongan atau kelompok atau sebuah agama baru namun kesufian itu memiliki makna yang luas lagi halus, mendefenisikannya hanya akan membatasi maknanya namun secara universal kesufian itu ada di setiap diri manusia disaat dia telah mengkoneksikan dirinya dengan cinta dan kasih sayang antar sesama mahluk. Manusia yang telah mampu melihat komunikasi di semua sektor mahluk maka kesufiannya telah aktif dengan sendirinya. Disaat kita telah ikhlas menolong seseorang maka kesufian itu telah aktif seketika yaitu dengan merasakan kesenangan tersendiri di dalam hati kita, hanya saja untuk mempertahankan rasa itu masihlah sangat sulit dikarenakan tipu daya syaitan tadi tiada habis-habisnya selama kita masih bernapas.

Bertafakkur, mengenal diri, akan menjadikan kita lebih cepat merasakan keberadaan dunia ini sangatlah sempit untuk rohani spiritual kita. Dunia ini tidak mampu memuaskan nafsu kita. Harta, wanita dan tahta tak mampu membendung dahsyatnya keinginan nafsu kita kecuali hanya cinta Allah SWT yang mampu menenangkan gejolak nafsu kita.

Walau kita menutup mata, kegelapan itu tidak mampu menenangkan hati kita dari kegalauan kejahatan dunia. Karena kejahatan itu telah merasuk dalam hati maka sangatlah sulit mengobatinya malah ada hati yang telah dikunci oleh Allah SWT. Semoga Allah SWT tetap menjaga kita semua, dan janganlah berputus asa dalam mencari ridho Allah SET.

Comments