Apakah Anda sedang "Business" atau "Busy-ness"?

Hari ini, laju kehidupan tampaknya lebih cepat: kita semua memiliki begitu banyak yang harus dilakukan, 'seperti piring berputar' dan peran begitu banyak untuk bermain. Kadang-kadang kita merasa bahwa kita hanya menetap dan bertahan hidup. Kita menjadi terlalu fokus pada menyelesaikan sesuatu, bukan benar-benar menjalani hidup dan menikmatinya. Inilah yang sedang terjadi di negeri ini. Kebanyakan dari para pekerja hanya memimpikan PNS yang nota bene akan mengantarkan setiap yang menjabatnya berada dalam posisi aman, secure masa tua dengan imingiming pensiunan. 
PNS memang dambaan namun inilah posisi "Busy-ness". Anda memang sibuk dengan rutinitas layaknya sedang berbisnis tetapi Anda hanya membuang-buang waktu dengan kesibukan yang terjadi secara rutinitas dan terus-menerus. Aktivitas ini menjemukkan dan menjadikan kreativitas bisnis setiap orang menjadi terkubur. Akhirnya, keinginan menjadi kaya ikut pula terkubur. bersibuk-sibuk ria tidak akan menjadikan diri kita berkelimpahan tetapi, dengan berbisnis kita mampu meraih kebahagiaan yang lebih berkualitas.


Investasikan waktu Anda dengan berbisnis. Kuliah itu memang layak diperjuangkan, sarjana itu adalah bekal yang luarbiasa tetapi, waktu yang Anda telah buang harus Anda bayar dengan berbisnis yang handal pula, bukan untuk berada dalam rentetan antrian masuk PNS atau pekerjaan-pekerjaan yang dianggap menunjang masa depan.


Selamat berbisnis, hargai waktu, As-shufi menjadi orang pertama yang mengacungkan jempolnya kepada mereka yang menggunakan kekuatan pikirannya untuk meraih kelimpahan sebanyak-banyaknya. Anda harus hidup kaya dan InsyaAllah mati dalam keadaan khusnul khotimah karena Anda menjadi kelimpahan itu sebagai sumber dari power sedekah.

Comments