Hati yang terkunci

Apakah kita mengetahui bahwa seseorang tidak memiliki nasib yang sama persis dengan seseorang di dunia ini? Itu dikarenakan sebagian dari kita ada yang masih terkunci hatinya. Terkunci dari melihat keajaiban dunia yang diciptakan oleh Yang Maha Unik, Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT telah banyak menegaskan orang-orang yang telah dikunci dan mengunci sendiri hatinya. Beberapa ayak tersebut adalah:

"Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka,.." (QS, 2:7)

"Demikianlah Allah mengunci mata hati orang-orang kafir." (QS, 7:101)

"..demikianlah Kami mengunci mati hati orang-orang yang melampaui batas." (QS, 10:74)

"Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang." (QS,40:35)

"Maka jika Allah menghendaki niscaya Dia mengunci mati hatimu;" (QS, 42:24)

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya" (QS, 45:23).

Kita memulai pembicaraan dari tahap yang sederhana yaitu dengan memperhatikan latar belakang tindakan Allah mengunci mati hati seseorang. Seandainya ada orang yang kafir, sombong, sewenang-wenang bahkan juga memperturutkan banyak tindakan hanya berdasarkan nafsu belaka, maka niscaya Allah akan mengunci mati hati orang itu sehingga selama hatinya terkunci ia tidak dapat mengalihkan kepribadiannya ke yang lebih baik melainkan selalu hanya cenderung kepada keburukan yang sering ia lakukan.

Dimisalkan anda sering berlaku sombong sedemikian berulang-ulang maka jika kesadaran anda merasa bahwa kesombongan tersebut adalah hal yang wajar, maka boleh jadi kalau Allah berkehendak untuk mengunci mati hati orang yang sombong tersebut maka akan terkunci matilah hati orang tersebut sehingga dia akan selalu berada dalam kesombongan dan sangat sulit untuk menyadari kesalahannya. Itulah makna yang dipercaya oleh kebanyakan manusia tentang seseorang yang hatinya telah terkunci, dimana ia akan cenderung kepada apa yang dikuncikan kepada hatinya.

Sebenarnya secara umum gejala seseorang terkunci mati hatinya dapat diketahui dengan mudah sejauh anda cukup teliti mengamati perilaku seseorang. Seorang ahli psikologi akan lebih mudah memahami hal ini. Kembali kepada analisa menurut pemahaman umum tentang terkuncinya hati manusia bahwa, sebenarnya semakin seseorang terlalu sering melakukan sesuatu kecenderungan tertentu maka ia akan sulit untuk melepaskan kecenderungan tersebut karena ia telah terbiasa dengan apa yang sering ia lakukan tersebut. Ini dapat dipahami sebagai kenyataan bahwa seseorang tersebut hatinya telah terkunci ke suatu perilaku tertentu yang telah menjadi kebiasaannya. Dan memang hal inilah yang paling banyak dipahami oleh umum tentang dapat terkuncinya hati manusia.

Namun, akan dapat dibenarkan pula – walaupun butuh pembuktian yang pasti – bahwa makna hati yang terkunci adalah, selama hati tersebut terkunci maka tidak ada jalan lain bagi dia untuk menghindar dari kuncian terhadap hatinya dan setelah kuncian terhadap hatinya dikehendaki oleh Allah untuk tidak terkunci lagi maka seseorang tersebut dapat mengubah hatinya dan membebaskan dirinya dari pengaruh kebiasaan buruk yang pernah dikuncikan kepadanya.

Tetapi yang jadi masalah adalah jika kita bertanya, mungkinkah hati seseorang terkunci bukan sekedar sebagai akibat dari kebiasaannya, melainkan terkunci karena memang telah dikunci tanpa harus didasarkan kepada kebiasaan ? Maksudnya, seandainya seseorang dikunci hatinya agar cenderung merokok yang merupakan sesuatu yang dibencinya dan ia tidak pernah membiasakan diri untuk merokok, maka dapatkah ia terkunci hatinya untuk cenderung terdorong dengan teramat kuat untuk merokok atau bahkan secara terpaksa merokok – disukai atau tidak ? Ini adalah pertanyaan yang membutuhkan penjelasan yang pasti dan membutuhkan pemahaman yang cukup mendalam.

Comments