Bersenyawa dengan Takdir

Kutahu maut kan menjemputku, tak berkurang maupun berlebih semenit pun, hal itu pasti datangnya, dan semoga jika itu terjadi diriku telah berada dalam kedamaian hati menuju ke Sang Pencipta, Allah SWT.

Bersenyawa dengan takdir berarti kita siap menerima segala apa yang telah ditentukan oleh Allah SWT kepada kita jauh sebelum kita terlahir. Nasib bisa kita rubah namun inti sari kehidupan yang meliputi segala unsur zahir dan bathin kita, Allah SWT jualah yang memegangnya.

Jika kelak kita masih belum tersadar saat dijemputnya maka banyak-banyaklah berwasiat kepada manusia lainnya untuk berbaik sangka kepada sesama dan berwasiat pulalah kepada buah hati agar senantiasa mengikuti ajaran Rasulullah SAW dan senantiasa mendoakan ke-2 orang tuanya, karena telah banyak dosa dan noda yang memasuki alam waktunya selama hidupnya.

Kita akan menjadi tua karenanya disaat badan telah pupuh harapan terhadap energi yang telah hilang seraya uban mewarnai kepala ini. Banyak tobat belum berarti jika tidak dibarengi dengan amal saleh. Amal saleh tidaklah terbatas pada ibadah wajib saja namun dzikir sebagai pondasi tauhidlah yang harus diperbanyak setiap saatnya.

Ingat musuh yang nyata bagi kita yaitu Iblis dan kaum Kafir, selalu siap menggoyahkan iman dan tauhid kita dan mampu membuat kita lupa kepada Allah SWT dengan hiburan-hiburan yang menggiurkan dan menyita waktu terbaik kita untuk berdzikir.

Ayolah kita berdzikir baik dalam hati maupun secara lisan. Ajarkan hati untuk mengucapkan nama Kekasihnya, Allah--Allah--Allah....

Insya Allah, kita hanya akan berhenti jika disaatnya ajal menjemput dimana ribuan malaikat akan mengiringi kepergian kita.

Ikuti takdirmu sebagai insan yang khamil, insan yang berbudi pekerti luhur dan mampu memanusiakan orang lain.

Comments