Dia tak dikenal...

Dia tak dikenal...Itulah diri kita. Diri kita setiap harinya hanya diisi dengan kebimbangan akan jati diri sebenarnya. Semakin jauh kita menyelam ke dasar diri maka semakin gelap yang didapatkan, akhirnya kita hanya mampu melihat matahari tenggelam dan terbit di posisinya masing-masing. Kita dipenuhi ketakutan akan sebuah kata kekurangan baik itu dari segi moril maupun materi, maka dari itu, diri kita yang suci yang masih memiliki pola dari sejak kita dilahirkan telah menghilangkan identitasnya saat ini di dalam diri kita. Kita telah menghilangkannya dan akhirnya kita pun kini tak mengenalnya.

Semua orang merayakan ulang tahunnya jika saatnya tiba, namun tak sedikit dari mereka yang melupakan akan siapa diri mereka sebenarnya dalam perulangan tahun dari usianya tersebut. Diri ini pun demikian, dan mungkin dibutuhkan seorang guru untuk membimbing rohani kita dalam menemukan arti jati diri kita. Selama ini kita hanya memanjakan pemikiran kita kearah materi dan cinta yang terbatas maka depresi dan tekanan setiap harinya akan terus kita jumpai.

Kita membutuhkan jiwa yang bersih untuk membersihkan jiwa kita yang telah menghilangkan identitas kesuciannya. Kita membutuhkannya saat ini dikarenakan ajal setiap saat mengintip aktivitas kita dan siap menjemput kapan saja perintah itu datang. Dan sebelum itu datang, maka temukanlah dan kenalilah "dia" dan kembalikan dia di posisi sebenarnya. Ingat, hanya hati dan jiwa yang tenanglah yang mampu menelusuri jalan yang lurus itu (sirotal mustaqim).

Tak cukup hanya ucapan tauhid dan iman di lidah kita dan tak cukup pula sebuah rutinitas ibadah yang dilakukan jika kita belumlah bisa memasuki dan menikmati isi dari buah ibadah kita tersebut. Karena kita masih selalu berada pada batasan kulit semata.

Kita tak membutuhkan kesempurnaan untuk meninggalkan dunia ini namun dengan sedikit penyadaran diri untuk mengenal siapa diri ini maka cahaya dalam hatimu akan menuntunmu kepada siapa engkau harus belajar. Assalam.

Comments