Mengapa jiwamu gundah?

Takutkah engkau mati atau adakah kesalahanmu yang terlalu berat sehingga jiwamu sengsara oleh kegundahan terhadap waktu yang tiada pasti. Itulah fitrah kita yaitu ketakutan yang tidak jelas apa penyebabnya. Itulah psikologis kita yang membutuhkan siraman rohani setiap saat. Kita senantiasa membutuhkan sarapan agama untuk dahaga jiwa kita. Kapan kebutuhan ini terelakkan maka siap-siaplah kegundahan akan menerpa Anda.

Jiwa ini sangat peka terhadap perubahan sekitar. Untuk itu patutlah jiwa ini dijaga dengan sekuat tenaga. Ujung-ujung jari kita masih bisa membedakan antara rabaan halus dengan kasar dikarenakan masih jiwa disana. Namun di saat jiwa itu terganngu atau sakit jiwa maka kepeduliaan kita pada sekitar menjadi sirna. Tak ada lagi tantangan dalam hidup yang dapat dirasakan. Hidup itu bagaikan rumput yang digoyang angin, tidak jelas ke arah mana datang dan perginya, sedangkan kita berdiri kaku terdiam di tempat itu.

Jiwa akan mulai sakit jika terus-menerus diterpa kegundahan. Kegundanhan ini bisa dalam bentuk was-was, kebimbangan dan keragu-raguan. Kesemuanya itu berasal dari iblis yang berkocol dalam hati kita. Dan itu hanya dapat dibersihkan dengan siraman rohani setiap saat. Tak ada satu pun manusia yang dengan mudah meloloskan diri dari rayuan iblis, mulai dari manusia pertama Nabi Adam AS yang diusir dari surga akibat bisikan rayuan Iblis sehingga membuat hati mereka menjadi was-was dan berburuk sangka. Itulah kita hingga saat ini, Iblis itu tetap menggorogoti jiwa kita, iman kita. Kita yang masih lemah seperti saya haruslah lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah SWT beserta dengan orang-orang yang telah dipilih oleh Allah SWT untuk menjaga dan meneruskan silsilah Warisatul Anbiya.

Jiwa ini begitu rapuh dan akan beetul-betul rapuh jika terus digoyahkan oleh kegundahan. Kitalah yang terkadang membiarkan jiwa kita bocor dengan perbuatan-perbuatan maksiat. Melakukan zina akan mempercepat iblis itu merusak gen jiwa kita. Bahkan ada manusia yang rela menjual jiwa dia kepada Iblis hanya dikarenakan sesuatu yang menguntungkan di dunia ini. Sungguh pedih asab Allah SWT.

Semoga kita terlindungi dari sakitnya jiwa kita lantaran perbuatan kita sendiri.




Comments