Terkadang kepedulian itu hilang

Harus saya akui, tadi di jalan raya, rambu lalu lintas rebah dan saat saya melintas, ada niat mau memperbaikinya tapi rasa peduli itu berlalu seraya motor saya melewatinya. Dan cita-cita itu pun berlalu begitu saja. Dari sini saya mengambil hikmah hidup bahwa hal sekecil saja kita bisa mengabaikan kepedulian apalagi dalam hal besar, mungkin saja melihatnya kita tidak sempat. Mengapa demikian?

Harusnya kita menang melawan arus hidup ini, atau setidaknya mengambil hikmah dari setiap kegagalan yang dialami. Pelajaran hidup begitu berharga jika diiringi dengan praktek saat itu juga atau di saat kejadian yang sejenis berulang.

Apakah hilangnya kepedulian itu sebagai tanda fitrah manusia akan runtuh? Kembali ke jaman batu dimana kerusakan akan terjadi dimana-mana? Mudah-mudahan zaman itu tidak terulang. Karena masih ada saudara-saudaraku yang lain yang begitu peduli kepada yang lainnya. Hanya terkadang kita melupakannya saja.

Rontoknya kepedulian kita bisa kita perbaiki dengan mengambil rahasia hidup orang lain ke dalam hidup kita sehingga kita bisa menjaga porsi hidup selamanya. Timbulkan rasa dan cobalah terapkan dalam praktek sehari-hari.

Harta karun berharga di saat ini adalah rasa kepedulian. Namun, ada banyak dilema dan kesibukan yang senantiasa menutupi rasa ini sedikit demi sedikit. Kita sudah tidak mampu mendengar jeritan saudara-saudara kita yang membutuhkan. Padahal di sisi jiwa kita paling dalam, roh kita saling berinteraksi dengan roh yang lain. Namun, ada hal besar yang menghalangi kepedulian itu yaitu ego yang tidak tertata dengan baik. Ada ego yang baik jika ditempatkan pada posisi yang benar, dimana ego itu mampu menolong yang lainnya. Mengenal diri jauh lebih baik dalam mengembangkan sikap care ini. Semoga kita tambah care kepada sesama.

Comments