May be Yes, May be No

Di mata Tuhan, kita hanyalah secuil unsur di dalam sitem penciptaannya. Karena kemurahannyalah sehingga kita saat ini boleh dikatakan serba tahu dan serba memiliki. Namun, pemaknaan diri sebagai ucapan terima kasih tidak pernah menjadi sorotan utama kita dalam mengisi aktivitas sehari-hari. Ibadah kepada Tuhan seakan-akan hanya menjadi pilihan dalam hidup ini. May be Yes, May be No.

Jika dalam keadaan sempit (kekurangan) maka pilihan akan jatuh ke May be Yes untuk beribadah kepada Tuhan namun sebaliknya akan terpilih May be Not dan memilih menghabiskan waktu untuk yang lain.

Seperti kisah seorang pencari mutiara. Orang itu karena mencintai tugasnya maka dia pun rela masuk kedalam lautan mencari mutiara dengan peralatan seadanya. Dia yakin bahwa dengan tabung oksigen durasi 1 jam dia mampu mengambil banyak mutiara berkualitas. Namun ditengah perjalanan, dia malah berhenti memilih untuk menikmati panorama di depannya. Dia meyakinkan dirinya bahwa waktu masih banyak. Namun hal sebaliknya terjadi, semakin dia kejar keindahan alam laut maka semakin banyak yang terhampar didepannya dan akhirnya dia tersadar bahwa oksigennya tinggal beberapa menit saja, dan dengan tergopoh-gopoh dia turun ke dasar laut menunaikan tugasnya dan hasilnya dia hanya mampu mengambil sedikit mutiara lagi kecil-kecil dan ini mengantarkan si pencari mutiara ini kepada kesia-siaan hidup.

Kesempatan hanya sekali, pilih bertakwa pada Tuhan maka tetaplah konsisten menjalaninya, sadar bahwa, di tengah ibadah pasti banyak hal-hal yang menggoda, namun dengan kesadaran waktu yang menipis kita pasti sanggup meninggalkannya.

Semoga kita tidak berada dalam kesia-siaan. Takdir memang telah ditetapkan namun kita masih bisa memilih. May be yes or may be no.

Comments