As Shufi

Search This Blog

Majalah As Shufi Edisi Perdana

on February 19, 2015

Get link
Facebook
Twitter
Pinterest
Email
Other Apps

Majalah As Shufi Edisi Perdana

Majalah

Get link
Facebook
Twitter
Pinterest
Email
Other Apps

Comments

The Power of JANJI

Pernahkah Anda dijanji? Pasti Ya. Bagaimana perasaan Anda saat itu? Pasti senang karena akan ada sesuatu yang ditunggu setelah melewati waktu dengan tanggung jawab yang diemban masing-masing. Saya belum membicarakan tentang apakah janji itu ditepati tetapi efek yang ditimbulkannya begitu luar biasa kepada objek penderitanya. Jadi untuk menumbuhkan salah satu power dalam bekerja maka buatlah janji. Menurut saya, janji itu mulya karena dikeluarkan dengan menggunakan kewarasan tingkat tinggi dan logika yang masuk akal. Sekarag kita lihat apakah janji itu bisa ditepati atau tidak. Janji yang ditepati akan menghasilkan amal yang besar maka dari itu membuat janji menjadi prioritas utama dalam menciptakan keamanan dan ketertiban. Janji bisa berlaku dalam waktu atau ruang. Janji pula mampu mengikat dua orang dalam sebuah pernikahan atau banyak dalam sebuah negara. Seorang pemimpin harus bijak dalam memberi janji karena janji adalah rancangan program kerja ke depan yang lebih menitik

Mengembangkan intuisi alami Anda

Anda harus punya perasaan sesuatu yang akan terjadi, atau ketika telepon berdering Anda tahu persis siapa itu adalah sebelum Anda menjawab. Apakah Anda ingat bagaimana Anda rasakan ketika Anda menyadari bahwa dugaan Anda benar? Intuisi tidak memiliki dasar dalam logika dan tidak bisa benar-benar menjelaskan, meskipun dianggap memanifestasikan dirinya dalam salah satu dari tiga cara: penginderaan (firasat), kewaskitaan (mata ketiga), atau mendengar (clairaudience). Ketika Anda melihat 'apa yang Anda tidak melihat apa yang secara fisik di depan mata Anda melainkan sesuatu yang terjadi di tempat lain, jika kami apa clairvoyance' istilah. Ketika sesuatu 'rasa', Anda akan atau telah terjadi, maka itulah yang kita disebut 'firasat', atau 'firasat'. Ketika ini terjadi, Anda dibanjiri dengan perasaan bahwa Anda benar-benar tidak bisa menjelaskan, anda hanya tahu. 'Mendengarkan atau' (clairaudience) adalah di mana orang tersebut mampu mendengar na

Ada apa dengan Otak orang Religius

fotobyshutterstock Kita selalu menganggap bahwa relijius itu hanyalah pilihan bagi mereka yang masih belum bisa menerima moderenitas. Dimana di zaman ini jarak dipersempit dan waktu dipercepat sehingga proses mulai diabaikan. Namun ternyata dibalik relijiusnya seseorang terdapat hal baru yang telah lama dirahasiakan. Religi atau spiritual hampir selalu dikaitkan dengan hati. Namun baru-baru ini sebuah studi mengungkap, religi juga berhubungan dengan ketebalan otak. Mereka yang religius ditemukan memiliki jaringan otak yang lebih "tebal" dibandingkan dengan mereka yang tidak. Para peneliti mengatakan, otak yang tebal dapat membantu melawan depresi. "Kepercayaan dan mood direfleksikan di dalam otak dan teknik pencitraan baru dapat mengungkap ini," ujar peneliti studi Myrna Weissman, profesor psikiatri dan epidemiologi di Columbia University. Menurut dia, otak merupakan organ yang luar biasa, tidak hanya mengontrol, tetapi juga dikontrol oleh mood . Stud

Powered by Blogger

Majalah As Shufi Edisi Perdana

Comments

Post a Comment