Kalibrasi Hati Dengan Dzikir

Kita harus  mewanti wanti untuk tidak mendiamkan ketika seseorang melakukan kesalahan karena dengan mendiamkan maka akan terjadi rasionalisasi dan akhirnya tindakan itu meskipun salah akan dianggap wajar bahkan benar.

Kalibrasi adalah sebuah proses mengembalikan ukuran kepada standar asal. Hati kita juga berfungsi sebagai timbangan untuk menimbang yang baik dan buruk, yang indah dan tak indah, yang benar dan salah. Repot tentunya bila timbangan tersebut tidak tepat memberi informasi, yang buruk akan kita lihat baik dan yang baik akan kita lihat buruk. Al Quran adalah kalibrator hati kita.

Salah satu fungsi Al-Qur’an adalah mengkalibrasi hati kita; membuat bisikan-bisikan hati kita kembali normal dan baik. Salah satu ketidaknormalan hati tentu adalah perasaan malas beramal. Kalibrasilah hati kita dengan melantunkan ayat yang sesuai.

Ada banyak yang mampu kita lakukan untuk kalibrasi hati kita yang salah satunya telah saya jelaskan di atas yaitu dengan Al Quran.

Allah Berfirman dalam Al-Qur’an:
أَفَلَمۡ يَسِيرُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ فَتَكُونَ لَهُمۡ قُلُوبٌ۬ يَعۡقِلُونَ بِہَآ أَوۡ ءَاذَانٌ۬ يَسۡمَعُونَ بِہَا‌ۖ فَإِنَّہَا لَا تَعۡمَى ٱلۡأَبۡصَـٰرُ وَلَـٰكِن تَعۡمَى ٱلۡقُلُوبُ ٱلَّتِى فِى ٱلصُّدُورِ

Terjemahan

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (QS. AL-Hajj : 46)

Telah disebutkan betapa pentingnya hati. Hati ini ‘jika diibaratkan dalam sistem kontrol’ memiliki fungsi sebagai sensor sekaligus pengontrol manusia, apakah manusia tersebut telah berada pada jalan yang benar dan sesuai dengan tugasnya diciptakan, atau malah sebaliknya.

Engkau pasti merasakan ada sesuatu yang mengganjal ketika melakukan perbuatan hina, itulah salah satu tugas yang dikerjakan oleh hati. Namun hati manusia ini mudah sekali goyah dan berubah-ubah. Bisa saja paginya seseorang sungguh berada dalam ketaatan, sorenya ia sudah kafir.

Itulah yang terjadi, sehingga ketika seseorang berada dalam lingkungan yang penuh kubangan dosa dan perbuatan keji, hati akan semakin tidak peka. Hati dapat berubah, hanyut mengikuti arus.

Bagaimana agar dapat mengetahui bahwa kondisi hati tidak lagi peka?

Itulah gunanya ilmu, sebagai kalibrasi hati.

Namun setelah itu semua menjadi jenuh untuk diulang maka solusi terakhir untuk kalibrasi hati adalah mengembalikan resonansinya kepada frekuensi Allah SWT yaitu dengan Metode Dzikir.

Metode Dzikir disini adalah kahfi yaitu menyebut Nama Allah berulang-ulang di dalam Hati. Dzikir Kahfi ini tidak memiliki syariat jasmani sehingga kapanpun dan dimanapun kita dianjurkan berdzikir.

Bila engkau berzikir dengan lisan, pada saat yang sama semua benda mati akan berzikir bersamamu. Bila engkau berzikir dengan kalbu, pada saat yang sama alam beserta isinya ikut berzikir bersama kalbumu. Bila engkau berzikir dengan nafs–mu, pada saat yang sama seluruh langit beserta isinya juga turut berzikir bersamamu.

Manfaat Dzikrullah
 
Sebagaimana yang telah disinggung di atas. Dzikrullah merupakan aktifitas mulia yang menyimpan segudang  manfaat. Diantaranya sebagai berikut :
 
1.      Menerangi hati dan pikiran
 
Mengingat Allah atau Dzikrullah dapat menerangi hati dan akal pikiran. Terkait hal ini Imam Ali as, berkata, “مَن ذَکَّرَ اللهُ سُبحانَهُ اَحیَا الله قَلبَهُ وَ نَوِّرَ عَقلَهُ وَ لُبَّهُ”, barang siapa yang berdzikir dan mengingat Allah, Allah Swt akan menghidupkan hatinya serta menerangi akal dan pikirannya.(1)
 
2.      Kemenangan dan kekuatan
 
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.(QS. 8:45)
 
Dalam ayat ini Allah Taala memerintahkan kepada kaum Muslimin apabila mereka menjumpai segolongan dari pasukan musuh supaya meneguhkan hati dan selalu menyebut nama Allah dengan banyak berzikir agar mereka mencapai kejayaan dan kemenangan. Hal ini merupakan suatu pokok kekuatan yang menyebabkan kemenangan dalam setiap perjuangan.
Dengan meningat Allah yang maha besar serta meyakini bahwa kemenangan itu berada di tangan-Nya dan Allah akan menolong kaum Muslimin, maka seorang Muslim akan optimis dan mengerahkan segala kemampuannya dalam menaklukkan musuhnya. 
 
Dalam kitab Mizanul-hikmah, Imam Ali bin Abi Thalib menyeru kita untuk sedikit berbicara dan banyak mengingat Allah Swt dalam duel melawan musuh.(2)
 
3.      Allah Swt akan mengingat kita
 
ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah     kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(QS. 2:152)
 
ayat diatas  menjelaskan salah satu dari manfaat dzikir. Apabila kita senantiasa mengingat Allah, maka tentu Allah Swt senantiasa mengingat kita dan apabila kita dilanda musibah, maka Allah Swt tidak akan lupa untuk menolong kita selaku hambanya yang lemah.
 
Dalam kitab Biharul-anwar, Imam Ja'far al-Sadiq as mengatakan bahwa Allah Swt bersabda kepada hamba-hambanya demikian, “ wahai anak adam, ingatlah aku dalam hati dan jiwamu sehingga aku juga mengingatmu dalam hati dan jiwaku, ingatlah aku dalam keramaian sehingga aku mengingatmu dalam keramaian”.(3)
 
4.      Penyucian Jiwa
 
Mengingat Allah merupakan perantara penyucian jiwa. oleh karena itu, hati manusia yang selalu terkontaminasi oleh berbagai keburukan dapat dibersihkan melalui berdzikir. Berkaitan dengan hal ini, Imam Ali bin Abi Thalib as dalam nasehatnya kepada putranya Imam Hasan Mujtaba berkata, “ putraku,aku menasehatimu untuk  senantiasa bertakwa kepada Allah Swt dan membersihkan jiwamu melalui Dzikrullah”.(4)
 
5.      Mencegah tipu daya syaitan
 
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.(QS. 7:201)
 
Ayat ini mengajarkan kita perihal keharusan berlindung kepada Allah swt dari godaan syaitan. Ayat ini juga menjelaskan kepada kita bahwa Senjata yang paling ampuh mengusir syaitan ialah ingat dan muraqabah kepada Allah swt di dalam segala keadaan. Ingat selalu kepada Allah itu menanamkan ke dalam jiwa cinta kebenaran dan kebajikan, melemahkan kecenderungan negatif/buruk dalam jiwa sehingga dapat menjadi pencegah dari tipu daya syaitan yang terkutuk.
 
Berkenaan dengan hal ini, Dalam kitab Ghurarul Hikam, Imam Ali bin Abi Thalib as mengatakan bahwasannya mengingat  Allah Swt  dapat menyebabkan syaitan terpenjara dan melindungi diri kita dari godaan serta tipu daya syaitan.

6. Ketenangan jiwa  
 
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (surat al-Ra'ad ayat 28)
 
Ketenangan dan kenyamanan jiwa adalah sesuatu yang dikejar oleh semua manusia tanpa terkecuali. Dan dzikrullah atau mengingat Allah merupakan jalan utama dalam mendapatkan ketenangan dan ketentraman jiwa.
 
7.      Ampunan Allah

laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.(QS. 33:35)




Comments