Kisah 4 Istri

Alkisah, hiduplah seorang bangsawan kaya raya yang memiliki empat orang istri. 

Ia sangat mencintai istrinya yang keempat yang masih muda dan segar. Ia selalu melimpahinya dengan kekayaan dan pakaian yang serba mewah. Ia sangat peduli dan selalu memberikan padanya hanya yang terbaik, termahal, dan terindah. 

Diapun sangat mencintai istri ketiganya yang berwajah luarbiasa cantik. Dia sangat bangga dan selalu ingin memamerkan istrinya tersebut kepada teman-temannya meski dalam hatinya, bangsawan itu selalu khawatir kalau-kalau istrinya melakukan serong dengan pria lain karena kecantikannya tersebut menarik minat banyak orang. 

Dia juga begitu mencintai istrinya yang kedua. Istrinya ini sangat peduli, selalu sabar, penuh pengertian, dan sangat dipercaya olehnya. Kapanpun bangsawan itu menghadapi masalah, dia selalu berkonsultasi dengan istri keduanya dan istrinya selalu bersedia membantu, mendampingi, dan memberinya semangat di saat-saat sulit. 

Sementara istrinya yang pertama, adalah seorang istri yang sangat setia, senantiasa merawat diri suaminya dan menjaga harta suaminya dengan bijak. Dia selalu membawa ketenangan, perbaikan, menjaga keutuhan rumah tangga, selalu berharap dan berdoa yang terbaik untuk suaminya. Akan tetapi, walau istri pertamanya sangat mencintai dan menyayangi bangsawan tersebut dengan tulus, namun bangsawan itu sudah lama tidak mencintai dan tidak peduli lagi pada istri pertamanya itu. 

* * * 

Suatu ketika, bangsawan itu jatuh sakit dan tak kunjung sembuh. Bangsawan itu tahu bahwa hidupnya tak akan lama lagi. Dia merenungi tentang kehidupannya yang mewah dan berkata dalam hati, “Saat ini aku mempunyai empat orang istri, namun saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus ditinggal sendirian.” 

Lalu, ia meminta semua istrinya datang, dan kemudian mulai bertanya pada istri keempatnya. “Aku sangat mencintaimu, padamu selalu kuberikan gaun dan perhiasan yang indah dan mewah, segala yang kau inginkan selalu kuberikan. Sekarang aku akan mati, maukah kau tetap mendampingi dan menemaniku?” 

“Tentu saja tidak!” jawab istri keempatnya yang segera pergi meninggalkan bangsawan tersebut begitu saja tanpa berkata-kata lagi. 

Jawaban itu sungguh sangat menghancurkan hatinya. Dengan sedih bangsawan tersebut bertanya pada istrinya yang ketiga, “Aku paling mencintaimu diantara seluruh istriku. Saat ini aku sedang sekarat, maukah kau ikut bersamaku saat aku mati nanti?” 

Istrinya menjawab, “Mana mungkin aku mau terus menemanimu, hidup begitu indah disini. Banyak pria yang menginginkanku, aku akan segera menikah lagi jika kau mati.” 

Sang bangsawan begitu terpukul dengan ucapan menyakitkan ini. Badannya mulai terasa bertambah lemah karena keputus-asaan yang semakin melandanya. 

Lalu, dengan penuh harap ia bertanya pada istri keduanya, “Aku sangat menyayangimu, hanya padamu aku selalu berpaling setiap kali mendapat masalah dan selama ini kau selalu bersedia dengan senang hati untuk membantu dan mendampingiku. Kini, aku butuh sekali pertolonganmu. Kalau aku mati, maukah kau ikut dan menemaniku?” 

Dengan kesedihan yang mendalam, sang istri menjawab pelan. “Maafkan aku wahai suamiku, aku tak bisa menolong dan mendampingimu kali ini. Aku hanya bisa mendoakan dan mengantarmu hingga ke liang kubur saja. Aku akan selalu mengenang dan menyayangimu, namun untuk permintaanmu kali ini, aku minta maaf tidak mampu meluluskannya,” ujar sang istri kedua sambil terisak. 

Jawaban itu seperti kilat yang menyambar. Bangsawan tersebut kini merasa benar-benar putus asa. 

Tiba-tiba terdengar suara lemah dari ujung ruangan yang sedari tadi sosoknya tak terlihat karena tertutup bayang. “Suamiku, akulah yang akan terus mendampingimu. Aku akan ikut kemanapun kau pergi. Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan tetap setia bersamamu, bahkan sampai kau mati.” 

Sang bangsawan lalu mencari asal suara itu, dan mendapati istri pertamanya sedang menatapnya dengan penuh rasa sayang dan kerinduan dari ujung ruangan. Karena sudah lama tidak mempedulikan, maka sedari tadi ia tidak menyadari kehadiran istri pertamanya itu. Istrinya tampak begitu kurus dan lemah. Badannya tampak seperti orang yang kelaparan. Merasa sangat-amat menyesal, bangsawan tersebut lalu bergumam lemah sambil meneteskan air mata, “Kalau saja aku bisa memutar waktu, tentu aku akan merawatmu lebih baik saat aku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini, istriku…” 

RENUNGAN 

Saudaraku, sesungguhnya kita semua punya 4 orang istri tersebut dalam hidup ini. 

Istri yang keempat adalah tubuh kita. Seberapapun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia akan segera pergi begitu kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan fisik yang tersisa saat kita menghadap-Nya. 

Istri yang ketiga adalah status sosial dan kekayaan. Saat kita meninggal, semuanya akan menjadi milik orang lain. Mereka akan berpindah dan melupakan kita yang pernah memilikinya. Orang lainlah yang akan menikmatinya saat kita mati. Harta duniawi yang tersisa untuk kita hanyalah selembar kain kafan dan kamar sempit berukuran 2x1 meter yang berupa liang kubur kita. 

Sedangkan istri yang kedua adalah keluarga, kerabat, sahabat, dan teman-teman kita. Tidak peduli seberapapun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita selamanya. Sejauh yang mereka bisa lakukan hanyalah mendoakan kita dan hanya sampai kuburlah mereka dapat menemani kita. 

Dan, saudaraku, sesungguhnya istri pertama kita adalah jiwa dan amal kita. Mungkin, kita sering lalai, mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan pribadi. Namun sebenarnya, hanya jiwa dan amal sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah. Hanya amal yang mampu menolong kita di akhirat kelak. 

Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak. Jangan sampai kita menyesal belakangan. 

Mumpung masih hidup 
Mumpung masih sehat 
Mumpung masih longgar 
Mumpung masih muda 

Insya Allah. 

Comments

  1. Wajar Tuhan YME menciptakan satu Hawa untuk satu Adam (pria) bukannya dua atau tiga hawa atau lebih untuk satu Adam !!!!!! sejak penciptaan manusia pertama kali !!!!!!
    Ingat apa yang di firmankan Tuhan tidak akan berubah dari awal sampai akhir

    ReplyDelete
  2. kisah 4 istri ini hanyalah khiasan semata, adapun maknanya adalah bgmana mengenal diri sendiri,

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih untuk masukannya di blok kami.
Assalam-Ashufi