Pahlawan yang Layak

Apakah di 10 November ini kita akan ramai-ramai memperingati hari kepahlawanan pejuang kita? Atau akan berlalu begitu saja dan menanti perubahan yang tak kian surut datang! Ya...inilah saya dan Anda berada dalam dilema krisis kepahlawanan bangsa. Sederhana saja, seorang tokoh dibutuhkan sebagai contoh karakter kepahlawanan, bukan hanya di lapangan medan tempur tapi juga dalam aspek pemerintahan dan dunia pendidikan kita.

Tidak dipungkiri bahwa kehadiran Presiden USA Pak Obama di tanah air memberikan angin segar bahwa, negara super power pun juga adalah manusia yang juga memiliki seseorang yang dihargainya sebagai pahlawan. Setiap presidennya menjadi pahlawan tersendiri dan dihargainya sebagai satu kesatuan proses perubahan. Namun, kita, pemimpin kita saja, baru mengambil beberapa tindakan real, kita sebagai pemuda, sudah mendemonya habis-habisan. Padahal kalau ada masalah ya kita selesaikan dengan jalur pikiran yang kritis. Jangan sampai kita hanya mengandalkan kekuatan massal dan meninggalkan kekuatan pikiran kita. Sungguh merugi kita jika berada di dalamnya.

Menjadi pahlawan memang tidak mudah. Dibutuhkan pengorbanan yang banyak dan menjadikan dirinya sebagai tumbal demi tercapainya cita-cita bangsa dan negara. Namun beberapa diantara kita, luput dari konsep ini. Termasuk saya pun demikian. Kita belum mampu bisa menarik benanh merah dari berbagai polemik bangsa dan termasuk bencana di dalamnya. Kita hanya mampu sedikit bersuara terhadap perlakuan bangsa lain sedangkan perlakuan pemerintahan sendiri terhadap rakyatnya, tidak ada yang perduli secara kontinyu, yang ada hanya sesaat, terjadi secara temporer.

Comments